Apa yang membuat orang buang air besar sembarangan di muka umum

Apa yang membuat orang buang air besar sembarangan di muka umum?

Belakangan ini ada berita tentang orang yang belum diketahui, yang dicari karena buang air besar sembarangan di muka umum. Kenapa orang tersebut melakukannya ? di dunia ini dengan sistem sanitasi yang sudah semakin berekembang, kita semua tahu kalau tinja dibuang ke toilet.

Tapi banyak berita yang memberitakan tentang para pelaku “pemberak berantai” orang – orang yang buang air besa di tempat umum.

Kasus terakhir yang terjadi melibatkan seorang pengusaha dari Brisbane, Australia dia tertangkap basah buang air besar di jalan umum ia melakukannya sampai 30 kali. Pria tersebut ditangkap dengan tuduhan menganggu ketentraman umum.

Apa yang membuat orang buang air besar sembarangan di muka umum
Apa yang membuat orang buang air besar sembarangan di muka umum

Kejadian yang sama juga terjadi di British Columbia, seorang perempuan Kanada ditahan bulan lalu, karena terekam kamera sedang buang air besar di sebuah kafe di British Columbia kemudian melemparkan tahinya ke para staf. Ternyata itu dilakukannya karena staf tidak mengizinkan dia menggunakan toilet.

Tak hanya diluar negeri kejadian buang air besar sembarangan di muka umum juga terjadi di Indonesia

kejadiani ini sempat viral di media sosial video memperlihatkan kondisi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kawasan Alun-alun Merdeka Kota Malang, Jawa Timur bertebaran kotoran manusia. Video berdurasi 41 detik itu diunggah ulang oleh akun Instagram @mlg24jam yang telah ditonton lebih dari 500 tayangan dan mendapatkan 84 komentar.

“Banyak kotoran manusia, gimana ini orang-orang, awas dek, ini kotoran manusia. Mohon dinas terkait mohon diawasi, eman-eman bangunannya udah bagus, kebersihannya kurang sekali,” ujar pria selaku perekam video yang tidak diketahui namanya itu.

Netizen pun juga tidak luput untuk memberi komentar terkait video tersebut. Menurut Penjelasan Kepala DLH Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Wahyu Setianto dia mengatakan pihaknya telah mengerahkan petugas untuk membersihkan JPO tersebut. Dia mengaku tidak mengetahui siapa orang yang telah mengotori fasilitas umum tersebut.

Bentuk kotoran bisa menjadi petunjuk pelaku berak, padat atau lunak?

Professor Mike Berry, psikolog forensik klinis dari Universitas Birmingham City menjelaskan bahwa kemarahan, kecemasan, keinginan untuk menegaskan suatu pesan, alkohol, atau penyakit, bisa jadi penyebab seseorang berak di tempat umum.

“Ini menarik,” kata dia. “Saya bekerja di kasus-kasus di mana pencuri buang air besar di dalam rumah korbannya, dan saya selalu bertanya pada polisi apakah kotorannya padat atau lunak. Mereka memandang saya seperti saya sudah gila. Soalnya, jika lunak, maka itu berasal dari orang yang cemas. Kalau padat, ada indikasi pelakunya merasa marah saat bertindak.”

Pertanyaan lainnya adalah: Apakah pelaku melakukannya di tempat-tempat yang sama? Jika iya, maka ada indikasi “ada pesan untuk seseorang atau beberapa orang,” kata Profesor Berry.

Tentu saja, ada kasus di mana seseorang memang ada dalam kondisi terpaksa dan tak dapat lagi menahan rasa mules di perutnya. Tapi hanya dengan melihat kasusnya, kita bisa membedakan mana kasus yang murni “kecelakaan” atau memang kampanye sistematis.

Seorang pelari Colorado yang dijuluki “tukang berak gila”, sampai diburu polisi karena selama berminggu-minggu buang air besar di depan rumah sebuah keluarga. Dalam kasus ini, orang itu termasuk golongan “pemberak berantai”.

Terpesona tinjanya sendiri

Para ahli berpendapat bahwa para pemberak berantai ini seringkali melakukan aksinya sebagai cara untuk mengacungkan jari tengahnya pada dunia.

“Seseorang yang sengaja buang air besar di depan umum punya isu kesehatan mental. Sesimpel itu. Saat bersosialisasi, itu hal terakhir yang Anda akan lakukan,” kata Mike Fisher, Direktur Asosiasi Pengaturan Kemarahan Inggris.

Dia menjelaskan bahwa orang yang buang air besar di tempat umum mungkin punya tendensi scatology, yaitu terpesona pada tinjanya sendiri.

“Saya ingat ada seseorang yang menceritakan bahwa ketika kecil, dia suka buang air besar dan kemudian mengoleskan tahinya ke seluruh badannya, dan itu adalah contoh klasik scatology,’ kata dia. Setelah dewasa, orang itu sudah tidak lagi mengoleskan tinja ke seluruh tubuhnya, tapi dia masih terpesona pada fesesnya sendiri.

Dewan Sains dan Kesehatan Amerika mengatakan bahwa buang air besar di tempat umum juga dapat menunjukkan gangguan eliminasi, yaitu kondisi ketika urin atau feses dikeluarkan di tempat selain di dalam toilet. Perilaku ini bisa ada di luar kontrol individu.

Senjata utama yang paling primitif

Berulah dengan feses adalah salah satu hal paling tabu di masyarakat.

Lihat sana bagaimana feses dipakai sebagai senjata di protes di penjara, di mana feses berfungsi sebagai senjata primitif. Tak peduli betapa tak berdayanya Anda, feses selalu tersedia dan selalu menjijikkan untuk kita semua.

“Seperti yang terjadi pada kasusu terkenal di tahun 70-an dimana kelompok bersenjata di Irlandia mengoleskan tahi ke seluruh dinding penjara sebagai bentuk protes” ucap Prof Berry.

Berbicara mengenai bagimana cara menghentikan tindakan orang buang air besar sembarangan di muka umum, para ahli mengatakan tidak ada solusi tunggal, dan dengan mempermalukan mereka bukanlah solusi yang baik.

Perilaku seperti ini dapat juga disebabkan oleh trauma, yang seringkali muncul dari masa kecil.

Kata Fisher “ Saya berani bilang bahwa sebagian besar kasus yang terjadi karena kemarahan kronis yang pernah saya tangani terkait langsung dengan urusan yang belum selesai pada masa lalu”. Bukan hanya soal kemarahan yang belum selesai, tetapi bisa juga soal kegelisahan yang tak terkontrol, atau aib masa lalu pelaku berak berantai ini.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!