Kriteria air bersih dan bagaimana cara mengolahnya

Kriteria air bersih dan bagaimana cara mengolahnya

Terpenuhinya air bersih sangat diperlukan dalam kehidupan sehari – hari. Air yang digunakan sehari – hari harus memenuhi standar mutu air bersih. Masih banyak yang menganggap bahwa air yang jernih ketika dilihat secara kasat mata, sudah pasti aman untuk dipergunakan. Padahal belum tentu semua air jernih layak untuk digunakan.

Untuk memastikan air layak digunakan, Anda bisa melakukan pemeriksaan di laboratorium. Tetapi jika hal tersebut dirasa terlalu sulit, Anda bisa melakukan pemeriksaan mandiri terhadap air yang akan Anda gunakan.

Kriteria air bersih dan bagaimana cara mengolahnya
Kriteria air bersih dan bagaimana cara mengolahnya

Berikut ini adalah beberapa kriteria air bersih dan bagaimana cara mengolahnya yang penting untuk diketahui sebelum Anda menggunakan air :

  1. Jernih dan tidak keruh

Kriteria air bersih pertama yang bisa dilihat secara kasat mata adalah jernih dan tidak keruh. Jernih artinya air tidak terkontaminasi zat pengeruh dan zat lainnya yang berbahaya bagi tubuh. Air keruh bisa terjadi karena adanya campuran dari partikel-partikel yang tidak larut seperti debu dan tanah sehingga bakteri yang ada di dalamnya menyebabkan air menjadi keruh.

Jika air terlihat keruh, maka ada kemungkinan air tersebut tidak layak untuk digunakan atau dikonsumsi. Kementerian Kesehatan menentukan batas maksimum kekeruhan air layak minum di angka 5 (skala NTU) sedangkan untuk kekeruhan air bersih di angka 25 (skala NTU).

  1. Tidak berwarna

Kriteria berikutnya adalah air tidak berwarna, artinya tidak ada warna yang ikut tercampur di dalam air. Warna yang tercampur di dalam air dapat dicurigai sebagai suatu unsur berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan. Limbah pabrik yang langsung dibuang ke sungai tanpa diproses terlebih dahulu atau warga yang sering membuang sampah dan bangkai hewan ke sungai secara sembarang merupakan beberapa kasus yang dapat mengubah warna air.

Warna air dibedakan menjadi dua, yaitu warna sejati (true color) dan warna semu (apparent color). True color ditimbulkan karena adanya zat-zat non-organik seperti , sedangkan apparent color ditimbulkan karena zat-zat organik. Air dengan warna semu lebih mudah diatasi dibandingkan dengan warna sejati. Misalnya air sungai (warna semu) yang berwarna cokelat karena mengandung lumpur, jika diendapkan maka air bisa menjadi jernih.

  1. Tidak berbau

Air bersih selayaknya tidak berbau apalagi berbau menyengat jika dicium. Terlebih jika air tersebut berada di tempat yang mempunyai bau tidak sedap atau asam, sudah pasti air tersebut tidak dapat dikatakan sebagai air bersih. Banyak kerugian yang didapat jika Anda menggunakan air yang sudah berbau.

Jika Anda menggunakannya untuk mencuci pakaian, maka bisa merusak kain yang Anda cuci. Jika Anda menggunakannya untuk mandi, maka tidak menutup kemungkinan kulit akan terkena akibatnya seperti infeksi dan gatal-gatal. Yang tidak kalah berbahaya jika air tersebut sampai masuk ke dalam tubuh, maka bisa saja Anda mengalami keracunan dan gangguan kesehatan.

  1. Tidak berasa

Air bersih yang layak dikonsumsi biasa tidak berasa atau berasa tawar tanpa ada tambahan rasa pahit, asin, atau getir. Jika Anda menemukan air yang terasa pahit atau asin, sebaiknya Anda mengolah air tersebut terlebih dahulu sebelum menggunakannya.

  1. Memiliki suhu yang normal

Suhu air yang bersih tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin. Suhu normal air bersih sekitar 10 hingga 25 derajat Celsius atau bisa dikatakan sejuk. Air dengan suhu yang terlalu tinggi atau panas bisa dapat menyebabkan oksigen yang terlarut di dalam air semakin menurun jumlahnya dan kecepatan reaksi kimia semakin meningkat.

  1. PH yang netral

PH menunjukkan derajat keasaman/basa suatu substansi tertentu. Skala pH dinilai dari 1 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa). Banyak yang masih tidak memedulikan derajat keasaman air yang akan digunakan, padahal pH air dapat memberitahu apakah air tersebut telah tercemar atau tidak. Pada kondisi tercemar, kadar pH air berada di antara 4 hingga 6 atau 8 hingga 9.

Kadar pH yang dianjurkan untuk air minum adalah sebesar 6,5 hingga 8,5 dan untuk air bersih adalah sebesar 6,5 hingga 9,0. Sedangkan kadar pH air yang ideal adalah 7 atau netral.

  1. Tidak mengandung zat kimia berlebihan dan berbahaya

Air yang bersih dan sehat biasa mengandung beberapa zat yang baik untuk kesehatan. Namun, kandungan zat dengan jumlah yang kurang atau berlebihan justru dapat mengakibatkan gangguan fisiologis pada manusia. Seperti zat tembaga yang berguna untuk membentuk sel-sel darah merah dalam tubuh. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih maka dapat menyebabkan kerusakan pada hati.

Tidak semua zat kimia berbahaya. Apabila digunakan dalam takaran yang sewajar dan secukupnya, zat-zat tersebut justru sangat berguna bagi kesehatan.

  1. Bebas dari segala bakteri

Kriteria air bersih yang terakhir adalah bebas dari segala bakteri, terutama bakteri Escherichia Coli atau bakteri E. coli. Bakteri ini biasa hidup di dalam usus manusia dan hewan. Apabila Anda sampai mengonsumsi air yang mengandung bakteri E. coli, maka ada kemungkinan Anda dapat terkena infeksi bakteri yang berakibat munculnya penyakit diare ringan. Di beberapa kasus, bakteri E. coli dapat menyebabkan diare berat, sakit perut hingga demam.

Bagaimana agar air aman dikonsumsi?

Air bersih bukan berarti air tersebut sudah layak untuk diminum atau dikonsumsi. Sebelum mengonsumsi air, alangkah baiknya Anda mengolahnya terlebih dahulu. Pengolahan air ini bertujuan untu mematikan kuman dan mikroorganisme yang terdapat di dalam air. Berikut metode yang bisa Anda gunakan untuk mengolah air hingga menjadi layak untuk dikonsumsi.

  1. Pengolahan dengan cara disaring

Proses penyaringan ini bertujuan untuk membuat air menjadi lebih jernih dan tidak keruh. Selain itu, penyaringan juga dapat mengeliminasi kotoran-kotoran kecil yang ada di dalam air. Anda bisa membuat saringan sederhana sendiri dengan menggunakan pasir, kerikil, dan ijuk.

  1. Pengolahan dengan direbus

Pengolahan dengan cara merebus air ini biasa bukan digunakan untuk konsumsi kecil seperti kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Anda bisa merebus air yang sudah ditampung dalam sebuah wadah hingga mendidih atau melebihi 100 derajat Celsius. Tujuan merebus air hingga mendidih adalah untuk mematikan kuman yang ada di dalam air.

  1. SODIS (Solar Water Disinfection)

SODIS merupakan pengolahan air dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Air mentah ditaruh di dalam kemasan botol air mineral, lalu dijemur selama beberapa jam sebelum dikonsumsi. Sinar matahari akan menonaktifkan organisme penyebab diare dalam air. Metode ini adalah salah satu cara pengolahan air yang murah dan dianjurkan saat mengalami keadaan darurat untuk mengatasi masalah ketersediaan air minum, terlebih saat bencana alam.

Itulah beberapa kriteria air bersih yang perlu Anda perhatikan dan metode pengolahan air yang dapat Anda lakukan sendiri. Kualitas air yang bersih tentu akan mendukung kesehatan tubuh.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!