Kisah penjaga toilet di sirkuit mandalika

Kisah penjaga toilet di sirkuit mandalika, wahyudi merasa beruntung

Di tengah ramainya perhelatan MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit, salah satu yang menarik perhatian adalah pengadaan fasilitas toilet. Bisa Anda bayangkan jika di areal seluas 1.035 hektar itu, tidak ada satu pun toilet. Hal itu, mungkin saja menjadi mimpi buruk bagi sebagian orang, karena akan kesulitan jika ingin buang air kecil atau buang air besar. Tahukan Anda, jika di Pertamina Mandalika International Street Circuit, ITDC mempercayakan permasalahan toilet kepada jasa sewa toilet.

Sewa toilet adalah perusahaan swasta terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang persewaan toilet portable. Berawal dari pembuatan mobile toilet (berbentuk caravan) khusus untuk tamu VIP pada tahun 2008 lalu, sewa toilet melakukan pengembangan usaha. Berbekal pengalaman di bidang waste management sejak tahun 2005, sampai sekarang ini sewa toilet percaya mampu memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan sebagai kompetensi utama.

Kisah penjaga toilet di sirkuit mandalika
Kisah penjaga toilet di sirkuit mandalika

Penjaga toilet di sirkuit Mandalika, Wahyudi mengatakan, dirinya senang bekerja di perusahaan tersebut lantaran berkesempatan menyaksikan para pembalap kelas dunia memacu kuda besinya secara langsung. Baginya, tidak semua orang mempunyai kesempatan menyaksikan MotoGP secara langsung lantaran tidak bisa membeli tiket yang cukup mahal.

“Saya senang kerja di sini. Soalnya, tidak semua orang bisa nonton MotoGP secara langsung. Tiket buat nonton juga mahal. Jadi, saya kerja di sini semata – mata buat nonton MotoGP,” ungkap Wahyudi Jumat, 18 Maret 2022.

Dirinya menyebut Pertamina Mandalika International Street Circuit sebagai lokasi yang indah dan bagus. Apalagi, banyak orang yang datang dari berbagai penjuru. Walaupun kondisi lapangan lintasan yang berada di Lombok Tengah ini cukup panas, itu tak melunturkan semangat Wahyudi untuk semangat dalam bekerja.

“Di sini itu, lokasinya sangat bagus. Walaupun cuacanya cukup panas, tapi ketika saya lihat para pembalap itu, rasa panasnya jadi hilang, lelahnya pun hilang, biarpun saya bekerja hanya sebatas menjaga toilet,” terang pria asal Gerung, Lombok Barat ini.

Pada awalnya, Wahyudi bekerja di sewa toilet lantaran ditawari oleh salah seorang kawannya. Hal menariknya adalah, Wahyudi sama sekali tak tahu pekerjaan apa yang bakal dikerjakannya di Pertamina Mandalika International Street Circuit. Namun, pasca sampai di areal lintasan dan mengetahui harus menjadi penjaga toilet, itu tidak mengecilkan hati Wahyudi.

“Awalnya, saya ke Mandalika ini diajak sama temen. Sebelumnya, saya ndak tahu ternyata harus kerja jadi penjaga toilet portable. Tapi, itu ndak buat saya kecewa. Yang penting, saya bisa nonton pembalap balapan,” ungkap Wahyudi.

Ditanya perihal berapa gaji yang ia peroleh, Wahyudi mengatakan enggan mempermasalahkan gaji. Sebab, permasalahan gaji, baginya bisa dituntaskan di kemudian hari. Sekali lagi, yang penting baginya adalah mampu menyaksikan para pembalap melintas di lintasan kebanggaan warga Nusa Tenggara Barat.

“Kalau masalah gaji, saya tidak terlalu pikirin. Soalnya, gaji itu bisa diselesaikan belakangan. Yang paling penting bagi saya, bisa nonton balap secara langsung. Itu sudah cukup. Soalnya, balapan ini tumben sekali digelar di daerah kita sendiri,” pungkas Wahyudi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!