Layanan sedot wc murah cegah pencemaran air tanah
Pemerintah kota Salatiga melalui DPUPR Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang meresmikan layanan sedot WC murah cegah pencemaran air tanah kepada warga dengan tarif terjangkau. Peresmian tersebut dilaksanakan di halaman Rumah Dinas Walikota.
Agung Hindramiko, kepala DPUPR Kota Salatiga, menyampaikan, Pemkot Salatiga telah membuka tim teknis instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 62 Tahun 2016.
“Pengoprasian IPLT ini untuk mengatasi masalah pencemaran air tanah. Sebab limbah tinja yang dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun tidak di sedot atau dibuang ke IPLT akan berpotensi mencemari air tanah, akibatnya nantinya air tanah tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari – hari,” menurut Agung Hindramiko.
Merujuk berdasarkan Peraturan walikota tersebut, besaran biaya retribusi tranportasi dihitung berdasarkan jarak dari rumah ke tempat pembuangan akhir di wilayah Ngronggo, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo. Bersumber data dari situs resmi DPUPR Kota Salatiga, tarif sedit wc murah dipatok Rp 80.000/ meter kubiknya, dan dikenakan biaya transportasi Rp 10.000/ kilometer.
“Jadi besaran retribusi transportasi tiap warga pengguna jasa layanan ini tidak sama, tergantung jaraknya. Jika lebih dekat tentunya lebih murah. Besarannya tinggal dikalikan saja, panjang jarak kali Rp 10.000/kilometer,” paparnya.
Sedot tinja bayar pakai tabungan bank sampah
Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI, Imran Agus Nurali, menyampaikan, bahwa saat ini pihaknya tengah berupaya mewujudkan target 100% akses air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100% akses sanitasi layak. Dalam kunjungannya ke Kelurahan Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (15/03/2019), ia menjelaskan, pendekatan yang dilakukan adalah Sanitas Total Berbasis Masyarakat (STBM).
“STBM ini sesuai Keputusan Menkes RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang STBM. Seharusnya target itu di seluruh wilayah Indonesia bisa dicapai di 2019,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes RI.
STBM sendiri adalah program pembangunan sanitasi di Indonesia dengan sistem pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku hidup, dengan tujuan mewujudkan perilaku higienis dan saniter mandiri untuk meningkaykan kualitas kesehatan masyarakat.
Imran menambahkan, pelaksanaan STBM bisa dicontoh dari yang diterapkan oleh Kelurahan Pekojan, yang memberlakukan sedot lumpur tinja dengan membayarnya dari hasil pengelolaan bank sampah. Intensitas penyedotan tergantung besaran tangki septik dan jumlah orang dalam satu rumah, namun umumnya dilakukan satu hingga tiga tahun sekali.
Biaya sedot wc rumah sekitar Rp 330 ribu untuk 1-1,5 kubik. Sistemnya, masyarakat dapat menyetorkan sampah bernilai jual ke bank sampah, dan ketika sudah terkumpul sesuai dengan tarif jasa penyedotan bisa dibayarkan ke PD Pal Jaya untuk kemudian dibuang ke tempat pembuangan di Pulo Gebang dan Duri Kosambi.
Kedepannya, Imran berharap teknik penerapan STBM dengan memanfaatkan layanan sedot WC murah cegah pencemaran air tanah di kelurahan Pekojan tersebut dapat menjadi contoh untuk kelurahan lain, yang mengedepankan kerja sama kolaborasi antara pemerintah, lurah, dan pihak swasta. “Saya merasa ini adalah upaya – upaya yang tidak terasa, sampah itu bisa berguna juga. Harus dikelola dengan baik sehingga tidak menjadi sampah yang mencemari lingkungan, tapi justru diolah dan uangnya untuk membayar penyedotan tinja,” imbuhnya.
Di samping itu, Direktur PD Pal Jaya, Subekti, menambahkan jarak ideal antara tangki septic tank dengan sumur atau sumber air seharusnya minimal 10 meter. Karena air yang tidak layak digunakan, dikonsumsi akibat sanitasi yang buruk akan berdampak menyebabkan penyakit diare, ganguan gizi dan hepatitis, terutama untuk anak – anak dan balita yang mudah mengalami stunting.
“Di Jakarta sendiri untuk memenuhi syarat, mencari lahan 10 meter sangat susah sebab keterbatasan lahan dan kepadatan bangunan, karena itu perlu dilakukan penyedotan tinja yang intens tanpa perlu menunggu WC penuh dan memakai tangki septic tank yang sesuai dengan standar, tidak mudah bocor untuk menghindari pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah tinja,” tutupnya.