Posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil mari simak!
Posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil perlu dipahami supaya kandung kemih kosong sepenuhnya. Sering buang air kecil menjadi salah satu gejala di awal kehamilan yang paling umum.
Ganguan ini dimulai pada trimester pertama atau sekitar minggu ke 4 setelah menstruasi terakhir. Frekuensinya meningkat seiring berjalannya waktu, terutama di trimester akhir atau minggu ke 35 kehamilan.
Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan di bawah ini terkait dengan serba – serbi posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil.
Penyebab ibu hamil sulit menahan buang air kecil
Melansir dari Cleveland Clinic, bayi yang sedang tumbuh dalam rahim wanita memberi banyak tekanan pada kandung kemih. Hal ini bisa menyebabkan kebocoran urine (inkontinensia).
Masalah tidak bisa mengkontrol kandung kemih bisa terjadi selama masa kehamilan dan setelah melahirkan. Penyebabnya mencakup prolaps organ panggul, melemahnya otot dasar panggul, sampai kerusakan saraf panggul.
Selain posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil, latihan kegel sering menjadi rekomendasi untuk membantu memperkuat otot panggul. Tujuannya supaya ibu hamil mendapatkan kembali kontrol kandung kemihnya.
Cara buang air kecil untuk ibu hamil
Posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil dilakukan dengan sedikit mencondongkan tubuh ke depan. Tujuannya agar kandung kemih bisa kosong sepenuhnya.
Posisi ini disarankan karena selama masa kehamilan berlangsung akibat meningkatnya frekuensi buang air kecil. Dengan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, Anda dapat mengurangi frekuensi pergi ke toilet.
Meski demikian, tidak ada posisi paten yang harus dilakukan setiap buang air kecil. Hal yang terpenting yaitu ibu hamil merasa nyaman dan memperhatikan keamanan ketika berada di toilet.
Perhatikan juga kebersihan toilet yang digunakan, terutama jika bepergian dan harus memakai toilet umum.
Sebab penggunaan toilet duduk yang kotor di tempat umum meningkatkan risiko infeksi, termasuk infeksi saluran kemih.
Berikut ini beberapa tips saat terpaksa menggunakan toilet duduk di tempat umum:
- Selalu bawa lapisan permukaan dudukan toilet. Jika tidak memungkinkan, berikan alas permukaan dengan tisu.
- Buang air kecil tanpa menyentuh toilet dengan menurunkan tubuh ke dekat permukaan.
- Gunakan tisu saat ingin menyentuh permukaan dalam toilet umum.
- Pastikan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan toilet umum.
Amankah buang air kecil dengan jongkok?
Ibu hamil boleh menggunakan toilet jongkok. Namun, tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan penggunaan serta posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil.
Pastikan pijakan tidak licin dan berair, karena berisiko terpeleset. Untuk meningkatkan keamanan, gunakan sandal anti slip saat menggunakan toilet.
Pastikan tembok tidak basah agar memiliki pegangan untuk berdiri setelah jongkok. Ibu hamil dengan ukuran perut yang semakin membesar akan kesulitan untuk berdiri setelah jongkok.
Ibu hamil yang tidak bisa mengosongkan kandung kemih
Ibu hamil biasanya akan mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil pada saat usia kandungan menginjak 10 atau 13 minggu. di usia tersebut merupakan kondisi saat rahim mulai membesar dan menekan kandung kemih.
Ibu hamil bisa saja mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil sampai 10 kali dalam sehari. Atau beberapa ibu hamil lainnya hanya 4 sampai 7 kali sehari.
Peningkatan frekuensi buang air kecil akan berbeda – beda, tergantung pada kondisi kesehatan ibu hamil dan jumlah cairan yang dikonsumsi selama kehamilan.
Apabila terjadi peningkatan hasrat untuk buang air kecil, tetapi urine tidak bisa keluar sepenuhnya, kondisi ini dinamakan dengan retensi urine.
Retensi urine yaitu keadaan saat terjadi penumpukan urine di kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkan sepenuhnya.
Jika ibu hamil mengalami kondisi yang seperti ini, dokter perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan penyebabnya.
Pada kondisi akut, retensi urine menjadi keadaan darurat medis, yang harus diatasi secepat mungkin. Berikut beberapa opsi perawatan yang dapat dilakukan jika Anda mengalami masalah retensi urine:
- Menggunakan kateter
Untuk bantuan medis yang dilakukan dalam jangka pendek, kateter sering digunakan untuk mengosongkan kandung kemih.
Selama prosedur ini, kateter dimasukkan ke dalam uretra, yang memungkinkan urin mengalir keluar. Selain mengurangi rasa sakit, pengobatan awal ini juga dilakukan untuk mencegah kerusakan kandung kemih.
Terlebih lagi, mengosongkan kandung kemih akan membuat ibu hamil merasa lebih baik dan mencegah komplikasi.
- Pelatihan kandung kemih
Pelatihan kandung kemih dan latihan otot panggul diperlukan untuk membantu saraf dan otot dalam sistem kemih bekerja lebih baik.
Ibu hamil juga disarankan melakukan latihan kegel untuk memperkuat otot – otot dasar panggul.
- Menggunakan obat – obatan
Beberapa obat resep dari dokter bisa membantu retensi kandung kemih. Tergantung pada gejala yang dialami, kemudian dokter akan memberi obat untuk mengelola kondisi tersebut.
Dokter akan menyesuaikan obat yang akan diberikan dengan kesehatan ibu hamil sebelum memberikan obat. Pregnancy Birth and Baby melampirkan dalam beberapa kasus, peningkatan frekuensi buang air kecil selama masa kehamilan bukanlah masalah besar.
Jika Anda merasa sakit saat berkemih, merasakan perih, atau sensai terbakar, segera periksakan diri ke dokter. Kondisi tersebut bisa jadi pertanda adanya infeksi yang perlu segera ditangani.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil. Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan Anda, jika tidak keberatan Anda bisa membagikannya kepada saudara, teman supaya mereka juga mendapat informasi yang bermanfaat ini.